Cirebon, yang kuingat dari tanah kelahiranku ini adalah kerajinan batik dan industri rotannya. Tapi tahukah kalau Cirebon juga punya kerajinan yang sekarang mulai dilirik para wisatawan lokal bahkan luar negeri, yaitu kerajinan gerabah. Berjarak sekitar 15 km ke arah barat dari pusat Kota Cirebon terdapat sebuah desa yang bernama desa Sitiwinangun yang terkenal dengan potensi kerajinan gerabahnya.
Desa Sitiwinangun berasal dari kata “Siti” yang artinya tanah dan “Winangun” berarti yang dibangun. Jadi Sitiwinangun adalah “tanah yang dibangun”. Dari namanya saja sudah terlihat kalau Sitiwinangun lekat dengan tanah yaitu bahan dasar untuk membuat gerabah. Tanahnya berupa tanah liat dari sawah di sekitar desa lalu dicampur dengan pasir dan air.
Desa yang terlatak di Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon ini dikenal sebagai salah satu desa wisata di Cirebon dengan kerajinan gerabah sebagai daya tarik wisatanya yang berbasis budaya. Dulu kita bisa melihat aktivitas warga membuat gerabah hampir di setiap rumah. Walaupun jumlah pengrajin gerabah di desa Sitiwinangun mengalami penurunan akibat serbuan produk plastik memasuki tahun 1990-an, kabar baiknya sekarang sudah ada regenerasi dari para pemudanya yang mulai tergerak untuk melestarikan gerabah sebagai warisan budaya leluhur.
Kualitas kerajinan gerabah produksi desa Sitiwinangun sudah terkenal dan memiliki ciri khas sendiri. Kelebihannya adalah gerabah di sini daya tahannya lebih kuat.
Contohnya Gentong yang dipakai untuk membuat makanan khas Cirebon yaitu Empal Gentong. Gentongnya kuat dan tahan lama walaupun dibakar lagi. Dari segi ornamen atau ukirannya juga mempunyai motif yang hanya ada di Gerabah Sitiwinangun saja.
Jika dulu pengrajin hanya membuat alat-alat dapur sekarang sudah bervariasi yang lebih mengarah pada karya seni seperti patung, bingkai foto, dan lainnya. Inilah solusi agar kerajinan gerabah bisa bersaing dengan produk plastik. Pasalnya, kerajinan gerabah tersebut tak bisa ditiru oleh produk plastik. Harganyapun dimulai dari Rp 3.000 sampai jutaan rupiah. Keren kan? Oh iya, kita juga bisa pesan gerabah secara custom sesuai keinginan kita. Bisa juga kita membeli yang sudah jadi, atau produk yang masih sederhana merah (belum dicat). Jadi kita bisa mewarnainya di sesuai selera.
Tidak dipungkiri di era millenial seperti sekarang ini sering kali kita lebih tertarik pada wisata yang lebih kekinian seperti, nongkrong di kafe, atau bahkan jalan-jalan ke mall. Tapi tidak ada salahnya kalau kita mulai mencoba mengunjungi wisata bebasis budaya dan kearifan lokal. Nah, coba simak beberapa manfaat kalau kita berkunjung ke desa Sitiwinangun ini.
1. Menambah Wawasan Sejarah dan Budaya
Paket tour wisata gerabah desa Sitiwinangun dipandu oleh perangkat desa dan para pengrajin. Menariknya, beberapa anak muda setempat juga turut berpartisipasi. Ada yang menjadi pengrajin, juga ada yang bergelut di promosi dan pemasaran. Di sini dijelaskan bagaimana sejarahnya dari nenek moyang hingga terbentuk desa wisata gerabah. Bisa banget buat nambah wawasan dan membuka pikiran kalau Indonesia memang banyak ragam sejarah dan budayanya.
2. Turut Serta Melestarikan Budaya
Desa wisata gerabah Siwinangun belakangan ini menarik perhatian anak-anak sekolah, mahasiswa, dan dosen perguruan tinggi. Sebagian dari mereka memang berkunjung karena tugas sekolah atau tugas kampus, riset, dan sebagian lainnya memang penasaran ingin belajar bagaimana teknik pembuatannya. Kalau bukan anak-anak mudanya, siapa lagi yang akan melestarikannya.
3. Memperkenalkan Budaya Lokal Secara Global
Dengan mengunjungi desa wisata gerabah Sitiwinangun kita juga turut berkontribusi mengenalkan gerabah Sitiwinangun kepada masyarakat. Karena di luar sana masih banyak orang yang tidak tau bagaimana proses pembuatan gerabah sampai jadi produk yang sangat cantik. Gerabah Sitiwinangun masih bertahan sampai sekarang di tengah era serba instan ini. Kabar baiknya, beberapa produk gerabah sudah dipasarkan dalam skala nasional bahkan internasional seperti ke negara-negara tetangga.
4. Belajar Membuat Gerabah Sendiri
Kalau kamu tidak takut kotor dan tertarik untuk belajar bagaimana cara membuat gerabah kamu bisa langsung mencobanya. Menariknya, desa wisata gerabah menyediakan dua paket utama. Paket pertama ialah tour keliling pengrajin dan melihat proses pembuatannya. Dan tidak kalah menarik, paket kedua tour keliling pengrajin beserta serunya ikut mencoba membuat kerajinan produk kergerabah dengan tekniknya yang khas menjadi experience tersendiri. Oh ya, jangan lupa didokumentasi selama berkunjung di sana, berfoto ria dan upload juga akun media sosial ya.
5. Membantu Perekonomian Warga Sekitar
Setelah selesai berkeliling melihat dan membuat gerabah jangan lupa membeli cindera mata untuk sanak keluarga di rumah. Seperti gantungan kunci, topeng, poci, dan produk lainnya untuk membantu perekonomian warga yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai pengrajin gerabah. Dengan begitu kita juga membantu kelangsungan usaha gerabah warga di desa Sitiwinangun dan mensupport produk serta pariwisata lokal.
Nah, itu saja yang aku bisa kasih informasi ke teman-teman karena memang lokasi desa wisata gerabah Sitiwinangun berjarak 2.5 km tidak jauh dari rumahku. Kunjungi tulisanku yang lain di sini ya 🙂